Thursday, June 14, 2007

1 Project to loose them all

Brengsek! Selalu begini, gw bingung banget jadinya. Rasanya seperti disingkirkan perlahan-lahan. Mulanya dari awal project 23 negara ini berjalan. Padahal di awal aku sudah kasih ancer-ancer apa aja yang bakal jadi kendala dan bagaimana antisipasinya, tapi tetap saja project itu dikasih, bahkan dengan timing yang begitu tipis hampir2 gak sempat hanya untuk menyiapkan templatenya saja.

Project ini jalan, tapi ternyata tidak se simple itu, baik projectnya, maupun perkembangan lingkungan sekitarku sendiri. Baru masuk tahap development, ada 2 project lain yang masuk yang deadlinenya lebih gila dari yang ini, meskipun tingkat kesulitannya masih jauh dari yang ini. 3 project dalam 1 bulan.

Didukung dengan tim yang sudah berpengalaman, aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Ternyata! Aku menemukan arti lain dari sebuah kerja sama tim: "Kerjakan sendiri ya, jangan bikin repot kita". Itulah kata-kata pertama yang keluar dari bos ku ketika project kedua datang!

Project kedua ini memang sebetulnya pernah aku pegang, tetapi karena pada saat itu setupnya tidak benar, maka untuk menggunakan cara yang sama pun sama mustahilnya dengan membuat baru dari awal dengan timing yang hanya seminggu. Aku coba konsultasikan ini ke bos ku, mencoba mencari celah agar masalah ini bisa di selesaikan dengan baik. Rencananya aku akan minta mereka buat templatenya, suapaya kerjaku gak begitu banyak, dan beban kerja bisa dibagi. Celakanya, baru bilang kita harus ubah cara kerjanya, eh bos dah bilang "Pokoknya kita dah gak mau bikinin apa-apa lagi, kita cuma mau bikinin mapnya doang.

Bangsaaaaat!!!!!!!! Oke, gw harus tenang, gw harus cari cara dan alternatif. Dengan waktu sesempit ini, setiap detiknya sangat berharga. Sudah tidak banyak pilihan kecuali bikin template sendiri. Akhirnya jadilah aku bikin template sendiri. Pusing sendiri dengan ini dan itunya, termasuk detail warna dan lainnya. Template bisa selesai dengan cepat dan langsung mulai programmingnya. Karena project ini sebelumnya bermasalah dengan file datanya, maka aku concern ke situ dulu. Everything looks ok, dan mapnya pun jadi selesai per bagian. Walaupun bukan cara gw kerja, tapi gw terima cara kerja mereka. Setelah selesai, giliran team gw yang lain yang kerja. Go through weekend alone is really sucks!

Guess what?!!! Mereka bilang kerjaan gw salah semua! Gw salah ambil data di semua report! Gw gak terima! gw cek mapnya, gw cek program gw berkali-kali, dan everything is ok. So gw cross check deh, pas mereka tunjukin salahnya, gw ngerti deh, ternyata salahanya karena mereka salah naro label di mapnya, well salah 100% sih nggak, tapi emang format file dari clientnya yang gak sesuai perkiraan gw. Mereka minta gw benerin resultnya, trus gw bilang gak bisa, karena labelnya sendiri bergeser2 secara random dan gw gak bisa tentuin di posisi yang mana data yang benar. Dan akhirnya dengan cemberut bukannya bantuin nentuin lokasinya, mereka malah bisik2 di belakang gw dan gak kasih kabar apa2.

Yah,well, gw kira semuanya is ok, gw harus kerjain project yang satunya dari Thailand. Yah yang ini sebetulnya tidak terlalu sulit, tahun lalu sudah running 4 kali, jadi sekarang hanya modifikasi sedikit disana sini saja, tapi generatenya sangat lama, karena harus menggenerate 819 report dalam satu hari. And I don't need my team this time. Done!

Nah sambil ngelanjutin kerjain project yang 23 negara itu, iseng-iseng lah aku tanya kabar project yang sudah selesai. Dan tiba-tiba bosku bilang, kamu gak usah pegang project ini lagi. Lha? trus aku tanya deh temanku, dan nadanya rada gak enak, antara mau marah tapi takut, dia bilang ambil datanya salah semua. Gw paksa kasih liat ke gw dimana salahnya, dan ternyata tetap bukan salahku, salah mapnya, dan yang bikin mapnya kan mereka juga. Gw jelasin semuanya, terus mereka berkelit dengan report tambahan dan malah jadinya menjatuhkan mereka sendiri, karena mereka gak pernah kasih tahu gimana ngerjain report tambahannya. Dari sini suasana sudah gak enak, tapi aku sendiri gak begitu ambil pusing karena masih ada yang lebih gawat dari itu semua.

Sambil terus dilanda kekhawatiran karena gak akan bisa menyelesaikan project 23 negara ini, aku berusaha komunikasi dengan teman satu timku, tapi tanggapannya selalu dingin dan akhirnya bukannya menyelesaikan masalah malah bikin BT.

Pusing! Sementara gw sendiri gak tahu ini projectnya siapa, siapa yang tanggung jawab, siapa yang boleh contact ke clientnya, apa aja yang dah dibahas sama clientnya, gw gak tahu sama sekali. Saat itu gw dah in the middle of nowhere yang gw sama sekali gak ngerti. Hebatnya bos gw juga gak ngerti, dia selalu bilang sama kayak project anu setiap kali gw coba tanya. Padahal ternyata beda.

Oke, gw harus tenang, gw waktu itu masih cooling down sambil coba cari cara biar project ini kelar. Gw harus bisa bikin report tanpa data. Mustahil memang, tapi satu-satunya yang bisa dilakukan cuma siapin template data biar nanti tinggal masalah bagaimana ambil data dari untuk ditempatkan di template biar langsung bisa run.

OK, kerjaan ini bisa didelegasikan ke anggota tim gw yang lain, jadi gw bisa agak tenang. Mereka sih say oke, tapi timingnya itu loh yang gak ketulungan, karena untuk melakukan satu request gw aja takes time sampe 2 hari, dah gitu bentuk datanya juga gak beraturan.

Gw gak ngerti gimana cara kerja mereka dan gw gak mau mempermasalahkan itu, tapi kalo sampe segitu lamanya mereka melakukan request-request kecil, kapan gw bakal programmingnya? Ok, template versi awal selesai, terus gw cari tahu gimana cara manualnya, lalu apa aja kelebihan dan kekurangannya, dan dari itu semua gw simpulkan bahwa template yang ini gak cocok dan perlu diubah.

Gw request lagi deh, gak banyak yang berubah, cuma sedikit pengelompokan aja. Guess what? Alasannya gak masuk akal, mau ngerjain kegiatan amal kantor dulu katanya. Gila! gw dah ketar-ketir gini mereka masih bisa santai! Di nomor duakan untuk project lain sih masih gak masalah, tapi ini di nomor duakan dengan kegiatan sosial yang nota bene nya adalah kegiatan tambahan untuk mengisi waktu luang.

Greget rasanya, gw cancel request gw saat itu juga, karena gw yakin mereka gak bakal bisa selesain dalam satu hari minus waktu buat sosial kantor. Jadi, daripada nunggu kelamaan, gw take over aja kerjaan mereka dan gw sanggup selesaikan sebelum jam 3, artinya gw cuma butuh 3-4 jam untuk melakukan pekerjaan mereka.

Oke, gw stress berat dengan loadnya, tapi gw tetep harus bisa tenang. Bingung juga gimana caranya, karena gw benar-benar kepepet. gw kahabisan akal dan gw bener-bener pengen nangis saat itu. Oke, akhirnya gw pikir gak ada gunanya juga gw panik, akhirnya gw bikin prioritas dan schedule gw sendiri. Semua yang berhubungan dengan team member lain gw taro di list paling akhir.

Template sudah oke, di run beberapa kali pun sudah oke. Yang bermasalah cuma ukuran reportnya aja. Akhirnya gw minta mereka kerjakan rapih-rapihin templatenya. OMG takes another 2 days! Oke, table sudah akan siap, dan deadline juga sudah dekat.

Pas table jadi, semaunya jadi berantakan, semua di luar perkiraan, dan gw stress berat. Kondisi gw mulai saat itu sudah gak bisa ketawa sama sekali. Sementara si client dengan luar biasanya kirim e-mail terus-terusan nanyain kapan bisa terima report pertamanya. Gila!

Gw coba consult dengan bos gw cari cara gimana cara untuk mengatasi ini, tapi percuma, sekali lagi gw kecewa berat, balik ke tempat duduk gw tanpa jawaban sedikitpun. Gw coba untuk mencari jalan tengah, berbicara kepada mereka apa dan bagaimana, tapi percuma, gak bisa juga. Gw stress berat.

Gw coba jelasin kondisinya, deadlinenya, bentuk datanya, templatenya, untuk membuat mereka mengerti bahwa kita nih dalam kondisi krisis. Percuma! mereka seakan masa bodoh dengan project ini. Gw benar-benar kecewa.

Akhirnya gw kasih jawaban ke bos, kalo gw gak bisa send data karena gw gak tahu ambil datanya gimana, dan gw gak bisa ambil data dengan cepat. Gw baru bisa kirim sebulan lagi. Bukannya cover up, ini mah malah lapor ke direktur untuk menekan ku.

Gw gak tahan lagi, selama ini gw mati2an kerjain nih project sampai rasanya gak ada support sama sekali, sementara mereka masih bisa bersantai, ketawa-ketawa, dan jalan-jalan. Gw dah gak bisa lakukan itu semua, gw dah stress banget.

Oke, gw geber kerjain projectnya, pagi ketemu pagi lagi, jum'at ketemu jum'at lagi, di rumah di kantor terus-terusan kerjain project ini, sampai akhirnya, waktunya untuk trial and error, data dah selesai semua di generate, tinggal di cek. Sekali lagi alasannya sosial kantor. Grrrrrrr! kesel banget, oke, kali ini gw kasih deadline, gw gak punya pilihan lain, karena gw sendiri ditekan dari sana, sini. Gila!!! Masih sempet ngobrol, telpon-telponan dan flirting. Ampun deh, dan bener aja, sampe malem belum selesai juga.

Gw coba ngomong lah. Gw tanya progress nya, dan dia bilang belum, soalnya yang harus di check banyak banget, gw bilang aja, situ aja yang ngecek aja susah apalagi gw yang bikin programnya, kesulitan gw 10 x lipatnya dibanding ngecek doang, soalnya selain coding gw juga harus pelajarin gimana ambil data, check dah bener belum data yang diambil, dsb, dsb. Waktu itu, error listnya dah keluar, walau gw yakin itu belum 100%, tapi lumayan lah.

Gw bilang kita akan lakukan ini terus menerus sampai datanya oke. Karena deadline nya besok, berarti gw butuh ada yang check data malam itu juga. Mereka gak bilang apa-apa, cuma diam. Gw anggap itu berarti mereka ngerti. Go through slide by slide emang makan waktu, apalagi untuk generate datanya, lama banget. Begitu selesai, temanku datang dan bilang kalau dia mau pulang. Pas aku liat sekelilingku mereka dah pulang.

AAAAAAAAaarrrrrrggggghhhhhhh!!!!!!!! Kesel banget! Gw teriak sejadi-jadinya, nagnis sejadi-jadinya dan karena kantor dah kosong, gw lempar sendal kemana-mana, mukulin tembok sampe capek. Ya ampuuuun, gw harus gimana lagi? Gw dah gak tahu harus gimana lagi. Gw dah gak bisa apa-apa, gw kecewa berat, gw merasa dikhianati.

Besoknya, gw pasang tampang angker se jadi-jadinya, karena gw kesel banget. Sementara Client terus kirim e-mail dan gw terus ditekan atasan. Dari selentingan2 gw denger dia dimarahin nyokapnya, dan harus pulang dari kantor paling lambat jam 10 malem. Denger begitu gw bisa ngerti dan sedikit melunak. Tapi deadline is deadline. Kita kirim deh resultnya sejadinya. Tapi gw juga sempet kesel pas direktur bilang kalo kirim file untuk di cek jangan malem2. Gila! Emang gw punya pilihan lain apa?!

Jum'at minggu itu, kebetulan setelah jam kantor aku ada perlu sebentar sama temanku, lalu kami kembali ke kantor untuk bekerja. Sudah jam 9 sih, tapi lumayan lah. Sampe kantor tim ku masih lengkap karena mereka harus kirim report dan menggunakan komputerku, jadinya aku harus nunggu mereka dulu. Jam 10:30 mereka selesai, dan bersiap meninggalkan kantor. Sebelum pergi temanku sempat mengajakku. Aku tanya kemana, dia bilang sih ke sturbucks, aku tanya sama siapa? Ternyata tim ku pergi semua, dan aku benar-benar takjub mendengarnya. Mereka tidak mengajakku? We supposed to be one team.

Dari kejadian itu gw dapet kesimpulan kalo mereka enggak mau kerjain project lewat jam 10 malem, tapi kalo untuk gaul oke aja. Gila! Berarti cuma gw yang bersisa ngerjain project ini?

Mulai saat itu, setiap mau berangkat kantor aku pasti muntah-muntah di kamar mandi, bukan karena masuk angin atau sakit apa, tapi mual memikirkan keadaan kantor yang seperti itu dan project itu.

Perlahan tapi pasti aku bisa selesaikan project tersebut, tapi saat ini gw sama sekali sudah tidak bisa percaya team saya lagi. Mual rasanya. Secepatnya kalau ada kesempatan, gw harus cabut dari kantor ini, dah gak bisa lagi gw kerja begini terus.

Hanya gara-gara satu project gw kehilangan segalanya, teman, keluarga, pacar, uang, akal sehat.

Saat aku menulis ini saja mereka seharusnya sudah menyiapkan request yang gw minta, tapi nyatanya sampai sekarang belum kelar2.

No comments: