Tuesday, June 29, 2004

Si Uti

Saya bertemu si Uti sekitar 2 bulan yang lalu, pada waktu itu tetangga depan kostan baru saja selesai merayakan pernikahan anak mereka. Waktu itu sebenarnya saya tidak mau pelihara kucing lagi. Tapi besoknya ce saya nemu kucing cowo berwarna kuning masih kecil + lucu bgt, ketemunya juga lucu, pas kami mau balik ke kosan dia ngikut dari belakang, diusir bukannya pergi, malah mainan, jadi ya udahlah, bersih, lucu lagi, jadi dipelihara deh. Trus 1 hari di kosan saya, saya kasihan dia main sendiri, sedangkan saya harus mengerjakan TA saya. Akhirnya dipanggillah si Uti, tadinya cuman buat temen main kucing kuning.

Belum sempat kucing kuning dikasih nama, beberpa hari kemudian kucingnya ilang. yang ada cuma si Uti. Jadilah si Uti peliharaan saya. Pada saat itu sebenernya saya sudah punya satu kucing cowo yang sudah dewasa dan sudah jarang maen ke kostan. Setiap malam dia tidur dikamar bersama saya, lucu sekali, saya sayang sekali sama dia, pokoknya setiap saya sedang pusing mengerjakan TA, sedang Bad Mood, si Uti selalu menemani saya dan menghibur saya dengan kemanjaan dan tingkahnya yang lucu.

Tak lama ada kucing yang lebih kecil menangis di depan kosan di malam hari. Namanya si Ucil, mereka berdua sangat suka bermain, perbedaan umur tidak membuat mereka berjauhan. Pokoknya melihat mereka bermain selalu membuatku tertawa.

Tapi pada tanggal 20 Juni 2004 si Uti menghilang. Hari itu hari Minggu, dan saya telah dikalahkan oleh rasa lelah yang sangat setelah semalaman dikalahkan oleh algoritma yang sangat membingungkan. Aku tidur sekitar jam 6 pagi dan terbangun sekitar jam 1 siang. Aku langsung menyadari si Uti tidak ada di sekitar kosan, awalnya aku pikir dia hanya main agak jauh, tapi ketika waktu makan tiba, yang datang hanya si Ucil walau sudah dipanggil berkali-kali. Aku pikir sudah saatnya si Uti untuk tidak selalu bergantung padaku, jadi aku biarkan saja. Esoknya dia tidak pulang juga, aku merasa khawatir, aku cari di sekitar kosanku tapi tetap tidak kutemukan juga.

Selasa, 22 Juni 2004, bangun tidur aku langsung keluar dan mencari si Uti, ketika aku membuka pintu, aku temukan dia sedang makan dari tempat sampah, tubuhnya membelakangiku. Ketika aku mengangkatnya dan melihat mukanya, betapa kagetnya setelah melihat setengah mukanya hancur, terutama mata kanannya. Kupikir aku sedang bermimpi, ternyata tidak, matanya terluka, muka sebelah kanannya bengkak. Mukanya sangat mengerikan. Kemana kucing lucu yang seminggu lalu. Kasihan Uti, melihatnya saja aku tak tega, sedih rasanya. Sekarang bengkaknya sudah hilang, tapi luka di matanya tidak hilang. Dia pun tidak seaktif dulu lagi, kerjanya hanya tidur seperti kehilangan semangat hidup. Aku tak tahu harus berbuat apa, aku masih sibuk dengan TA ku, sehingga tidak dapat banyak menemaninya. Setiap aku melihatnya, hatiku sedih sekali.

Apa yang harus aku lakukan?

No comments: