Tuesday, March 13, 2007

Teman

Apa itu teman? Banyak orang mendefinisikannya dengan rangkaian kata-kata indah yang sangat memikat hati. Tapi untukku teman hanya ilusi untuk lari dan mengabaikan diri dari kesendirian. Berteman hanya sebuah bentuk pengingkaran diri bahwa kita di dunia ini adalah sendiri. Munafik? Kolot? Egois? Mungkin, tapi itulah yang kualami selama hidup ini.

Dari sejak aku kecil aku sudah diajarkan tentang kesendirian. Belum lagi aku bisa memahami sesuatu, orang yang menyayangiku pergi meninggalkan ibu, kakakku dan aku. Saat itu waktu ku berhenti, rasa aman, nyaman telah direnggut dariku. Meskipun begitu, rupanya bumi tidak ikut berhenti menungguku, dia tetap berputar memaksa orang-orang ikut bergerak.

Semakin dewasa, rasanya kesendirian itu semakin jelas dan terasa sangat menekan. Aku mungkin tumbuh sebagai seorang yang aneh, karena tiba-tiba pemikiranku dan pemikiran orang-orang disekitarku berbeda. Dan sekali lagi aku semakin terperosok ke dalam kesendirian.

Orang-orang yang kusebut teman ketika kami bermain bersama, tertawa bersama, dan bahagia bersama meninggalkanku ketika aku menangis. Mereka menginggalkanku untuk bisa tertawa di tempat lain tanpa diriku.

Aku yang merasa selalu siap mendengarkan masalah orang lain dan selalu siap membantu sebisaku, perlahan menjadi egois dan melupakan orang lain. Teman? Mereka ada ketika aku bahagia, mereka ada ketika aku tertawa, tapi kemana mereka ketika aku butuh? Kemana mereka ketika aku menangis? Kemana mereka ketika aku membutuhkan seseorang? Tidak ada.

Pernah ada orang-orang yang selalu ada di sampingku, mereka tidak hanya ada ketika aku bahagia, tapi mereka juga selalu mendampingiku ketika aku membutuhkan mereka. Mereka adalah sahabat-sahabatku dan kekasihku. Dengan mereka aku bisa merasa nyaman dan menjadi lebih terbuka.

Tapi itupun tidak berlaku untuk semua, karena terkadang tetap saja ada hal-hal yang tidak bisa dibicarakan bersama mereka, dan disinilah perasaan kesendirian itu hadir kembali. Dan ternyata, manusia itu memang dilahirkan untuk sendiri.

Kita dilahirkan sendirian, meskipun dilahirkan kembar atau pun ada keluarga yang menyambut, pada dasarnya kita sendirian karena hanya kita yang mengalami proses kelahiran tersebut. Hidup sendiri, aena seberapa banyaknya teman yang kita miliki, pada dasarnya tidak selalu berada di sisi. Dan akhirnya kita akan mati sendirian, sendiri di dalam tanah yang rapat dan sempit.

Aku tidak percaya dengan adanya teman, aku hanya aku sendiri, aku yang menentukan hidupku, aku yang menciptakan masa depanku, bukan orang lain.

No comments: